Thursday, January 31, 2013

ujungkelingking - Berkenaan dengan hari kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam, pada postingan sebelumnya, saya secara pribadi (dan secara awam) berpendapat bolehnya "merayakan"nya adalah dengan berpuasa. Hal tersebut didasarkan pada hadits Abu Qatadah,
"Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan aku diutus." (Muslim)
Sementara dari hadits Usamah bin Zaid, seringnya Rasulullah berpuasa pada hari Senin dan Kamis adalah,
"Dua hari ini dilaporkan amal kepada Rabbu 'l-alamiin, dan aku ingin, ketika amalku dilaporkan, aku sedang berpuasa." (Nasa'i, dihasan-shahihkan oleh Albani)

Dari kedua hadits ini bisa diambil kesimpulan bahwa alasan Rasulullah berpuasa pada hari Senin adalah:
  1. Karena pada hari tersebut amalan seorang hamba dilaporkan. Dan beliau ingin tercatat berpuasa ketika catatan amal diserahkan.
  2. Sebagai bentuk syukur atas kelahiran dan diutusnya beliau. Dan penting untuk digarisbawahi bahwa hal ini beliau lakukan setiap pekan (setiap Senin) dan bukan setiap tahun.

Dari sini, soal puasa hari Senin tentu bukan perselisihan lagi.

Nah, menjadi celah perdebatan kemudian adalah ketika kita berpuasa -khusus- dalam rangka memperingati kelahiran beliau.

Dalam kaidah ushu 'l-fiqh, terdapat kaidah: "Al-ashlu li 'l-ibadat li 't-tahriim" (hukum asal dari setiap bentuk ibadah adalah haram). Disini mengandung pengertian bahwa kita boleh melaksanakan suatu ibadah jika sudah ada dalil terlebih dahulu. Jika tidak ada perintah, baik dari Al-Qur'an maupun Hadits, maka amalan tersebut menjadi terlarang hukumnya.

Diantara puasa-puasa sunnah yang diajarkan oleh Nabi, tidak pernah sekalipun Rasulullah mengajarkan puasa Maulid. Artinya, berpuasa -khusus- untuk memperingati maulid nabi adalah terlarang. Namun hal itu berbeda konteksnya ketika maulid tahun ini karena jatuh pada tanggal 24 Januari 2013, hari Kamis. Maka sunnah berpuasa pada hari itu adalah karena Kamis-nya, bukan karena maulid-nya.

Maka benar, bahwa bergembira dengan kelahiran Rasulullah adalah dianjurkan. Namun salah, bila untuk mengisinya malah kita melakukan hal-hal yang malah tidak diperintahkan.

Tulisan ini adalah sebagai ralat dari postingan saya sebelumnya. Namun, postingan sebelumnya tidak saya hapus, mudah-mudahan cukup sebagai pembanding bagi yang pro dan kontra saja. Dan mudah-mudahan juga setiap perbedaan mampu mendewasakan cara berpikir kita, melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Materi diambil dari http://www.konsultasisyariah.com/puasa-di-hari-maulid-nabi/#axzz2JX5TwZ9h



Sebelumnya saya menulis tentang:
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 31, 2013

Monday, January 28, 2013

ujungkelingking - Saya bisa senyum-senyum sendiri kalau ingat kenapa saya jadi menulis artikel ini. Jum'at kemarin saya baru kepikiran untuk mengubah tampilan blog saya, di bagian komentarnya. Saya ingin komentar yang muncul terdapat tampilan 'reply'. Sebelumnya tidak ada.

Akhirnya, saya coba bertanya ke rekan-rekan sesama blogger, sekaligus searching di mbah Google. Hasilnya, dari 3 blog yang saya kunjungi, ada 3 cara via 'edit HTML' untuk menjawab permasalahan tersebut. Semuanya kode-kode sudah coba saya pasang dan semuanya, tidak berhasil.

Namun, tahukah Anda apa yang membuat saya tertawa sendiri pada akhirnya? Adalah ketika saya menyadari ke-gaptek-an saya. Ternyata saya cukup masuk pada menu Settings dan memilih Embedded pada Comment Location.

H-haa...

Kadang hidup seperti itu. Kita kerap terfokus pada solusi yang besar dan jauh. Padahal hanya perlu hal-hal yang kecil dan dekat dengan kita untuk menyelesaikannya. Banyak contoh, orang yang menderita sakit dan sudah mendatangi dokter-dokter mahal dan rumah sakit mewah, namun pada akhirnya dia bisa sembuh hanya dengan penyembuhan alternatif. Atau banyak orang yang lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah-sekolah berlabel 'international' atau 'unggulan', padahal orang-orang besar dan terkenal banyak lahir dari sekolah-sekolah yang tidak diperhitungkan.

Lalu what's the point?

Kewajiban manusia hanyalah tetap berusaha dan pantang menyerah

Kabar baik sekaligus kabar buruknya, kita tidak tahu bahwa kita ditakdirkan seperti apa nantinya. Karena itu dalam hidup, segala upaya -selama itu halal- tetap harus kita tempuh. Untungnya, kita tidak ada kewajiban terhadap 'hasil' tersebut, hanya berusaha. Dan yang menarik, kita sudah mendapat kepastian bahwa Tuhan akan memberikan, ketika kita sudah berusaha.

Nah, jika kita sudah memutuskan akan berusaha, biasanya akan muncul 3 penyakit umum yang datang menyerang. Dengan mengetahui penyakit-penyakit tersebut diharapkan kita bisa menghindarinya. Berikut ini ada 3 penyakit umum dalam berusaha beserta tanda-tandanya:

Penyakit no. 1: Takut resiko

Tanda-tanda umumnya adalah suka menunda-nunda dan cenderung sering melewatkan kesempatan.

Seseorang yang berusaha untuk menjadi lebih baik, tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Sebisa mungkin dia melakukannya sesegera mungkin. Toh, melakukan hal yang baik ataupun yang buruk seringkali sama-sama beresiko. Jadi, lakukan perhitungan cermat dan resiko menjadi siap untuk dihadapi.

Penyakit no. 2: Cepat puas

Tanda-tandanya bisa suka berfoya-foya dan terlalu banyak bersantai.

Katanya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Jika tidak cepat puas itu berbeda dengan berambisi, maka itu bagus. Bukankah tanda orang yang sukses itu adalah jika hari ini lebih baik daripada hari kemarin?

Penyakit no. 3: Tidak mau bertanya, eksplorasi, dan bekerjasama

Ketiganya memiliki tanda-tanda yang sama yaitu, usaha yang jalan di tempat atau hasil yang tak kunjung nampak.

Malu bertanya sesat di jalan, memang bisa menjadi pegangan. Kita belum pernah sukses, bukan? Karena itu kita perlu tahu caranya. Tentu saja dari orang-orang yang kita anggap berhasil dalam bidangnya. Atau kita mempelajarinya secara otodidak.

Sedangkan dalam hal kerjasama, dua kepala lebih baik dari satu kepala. Ini kalau keduanya sama-sama berpikir sih, hehe. Namun, adakalanya kita keliru memilih rekan. Kita bisa saja tertipu dan menderita kerugian. Kalau sudah begini, lihat lagi artikel ini dan baca Penyakit no. 1.


Bismillah,
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, January 28, 2013

Wednesday, January 23, 2013

ujungkelingking - Sebagian umat Muslim yang menolak biasanya beralasan dengan hadits,


لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ النَصَارَى عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ الله وَرَسُوْلُهُ
"Janganlah kalian ithra' kepadaku, sebagaimana orang-orang Nasrani ithra' kepada Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba-Nya. Maka katakanlah, 'hamba Allah dan Rasul-Nya'."

Ithra' adalah berlebih-lebihan dalam memuji. Jadi larangan yang dimaksud di dalam hadits di atas adalah larangan memuji yang melampaui batas, sehingga sampai pada taraf mengkultuskan. Seperti yang kita tahu, bahwa orang Nasrani 'terlalu' menghormati Isa, sehingga menganggapnya sebagai Tuhan, atau anak Tuhan. Dan pada hari yang dianggap sebagai hari kelahirannya, diperingati sebagai hari raya, diadakan perayaan pada hari itu dan acara makan-makan. Ini yang menyebabkan sebagian umat Muslim menganggap peringatan maulid Nabi itu tidak boleh dilakukan. Dikhawatirkan terjadi tasabbuh (menyerupai) terhadap umat beragama lain.

Pun juga, andai peringatan hari kelahiran Rasulullah ini adalah sesuatu yang baik, tentulah para shahabat dan ulama'-ulama' salaf akan lebih dulu mengamalkannya.

Namun, sebagian yang lain beranggapan sebaliknya. Bahwa memperingati kelahiran Rasulullah itu boleh (baca: sunnah) untuk dilakukan. Beralasan dengan hadits,

Dari Abu Qatadah al Anshari radhiallahu anhu, Rasulullah shallallhu alahi wa salaam pernah ditanya tentang puasa hari Senin. Maka beliau menjawab, "Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya wahyu atasku." (Muslim: 1162)

Lalu bagaimana cara kita meng-integrasikan kedua hadits di atas?

Terlepas dari perdebatan kapan sebenarnya kelahiran Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam (banyak versi tentang ini), sebenarnya, dari hadits yang terakhir kita bisa menyimpulkan bahwa ternyata Rasulullah pun 'merayakan' hari kelahiran beliau. Merayakannya, namun dengan cara yang lain, yaitu berpuasa. Ini adalah cara untuk menyelisihi orang-orang di luar Islam dalam merayakan hari kelahiran.

Karena itu, tentu saja para shahabat dan para ulama' salaf 'tidak terlihat' merayakan hari kelahiran Nabi karena mereka merayakannya tidak dengan perayaan pesta, menggelar pengajian akbar atau pun acara makan-makan. Karena, mereka merayakannya dengan cara berpuasa.

Andai -ini andai, ya- kita mempertanyakan kepada para shahabat atau para ulama' tersebut, "Kenapa berpuasa pada hari Senin?", tentulah mereka akan menjawab, "Untuk mengikuti sunnah Rasulullah". Nah, andai juga kita bertanya kepada Rasulullah dengan pertanyaan yang sama, maka kita sudah mendapatkan jawaban tersebut melalui hadits Muslim tersebut di atas.

And last but not least, segala perbedaan yang disikapi dengan kedewasaan akan menjadi rahmat bagi agama ini. Yang menolak, bertujuan untuk menjaga umat dari tasabbuh terhadap umat lain. Yang setuju, hendaknya berhati-hati agar tidak terjebak ithra'.


nb. Tulisan ini hanyalah pemikiran yang masih awam dari penulis. Sangat bijak jika tidak menjadikan tulisan sebagai rujukan. Hehe,
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, January 23, 2013

Thursday, January 17, 2013

ujungkelingking - Ketika berangkat kerja pagi tadi, saya sudah berancang-ancang untuk menulis satu postingan hari ini. Namun apa mau dikata, sampai sore ini belum satupun tulisan terselesaikan. Ide, agaknya malu-malu muncul untuk saya hari ini. Ah!

Masalah semacam ini acapkali muncul dan menjangkiti blogger-blogger pemula. Seperti saya ini. Kadang menjengkelkan, karena pekerjaan kita yang lain menjadi terganggu karena kita tak bisa fokus.

Lalu tiba-tiba saja terlintas dalam benak saya, kenapa tidak menulis tentang 'cara mencari ide yang tak kunjung datang' saja? Ya, ini sepertinya ide menarik!

Tentu semua dari kita sudah tahu bahwa ketika kita mengetikkan keyword, misalnya, 'mencari ide menulis' pada GoogleSearch, maka segera saja berhamburan puluhan artikel-artikel tentang cara mencari ide, bagaimana menentukan ide postingan, tips-tips cara mendapatkan ide menulis, dsb.

Akhirnya, dari sekian artikel yang saya baca, saya sampai pada kesimpulan bahwa sebenarnya cara-cara itu bisa disederhanakan menjadi dua cara saja. Berikut ini 2 cara sederhana mendapatkan ide menulis:

1. Jalan-jalan

Ya, lakukan perjalanan fisik ke suatu tempat yang menyenangkan. Dengan ini ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk 'memancing' ide.
  • Catat kejadian-kejadian selama dalam perjalanan, atau kejadian-kejadian yang mungkin mengingatkan kita pada peristiwa dan pengalaman kita semasa kecil. Kejadian-kejadian yang berkesan atau yang memberi pembelajaran pada diri kita atau orang lain layak untuk ditulis.
  • Ajaklah bicara orang-orang yang Anda temui selama perjalanan. Dari sini bukan tidak mungkin Anda mendapatkan 'embrio' postingan.
  • Lakukan survey atau pengamatan di sekitar Anda. Apa yang menarik, dan apa yang sedang booming di jalan-jalan.

2. Ngintip

Cara ini bisa Anda lakukan saat tidak melakukan cara yang pertama di atas. Apa saja yang harus (dan boleh) diintip?
  • Status teman di sosmed. Adakalanya ungkapan-ungkapan yang tampak sepele di facebook, twitter, google+ dan sosmed lainnya bisa menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. Jika tidak, Anda bisa coba intip GoogleInsight atau GoogleTrends untuk melihat apa yang sedang tren di dunia maya.
  • Blog teman. Lakukan blogwalking untuk melihat apa yang sedang ditulis teman kita. Lihat dari sudut pandang yang berbeda, dan tadaaa... Anda sudah punya satu postingan baru!
  • Yang boleh diintip selanjutnya adalah buku-buku atau majalah. Bisa yang baru atau yang kadaluwarsa. Bisa punya sendiri, bisa pinjam dari perpus atau teman. Anda mencari ide? yang sedang Anda bawa itulah ide!
  • Email, atau komentar-komentar di blog kita. Ajukan diskusi atau pancing dengan pertanyaan-pertanyaan, lalu perhatikan jawaban-jawaban mereka.

Hm, sekarang Anda sudah punya ide untuk menulis?
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 17, 2013

Wednesday, January 16, 2013

ujungkelingking - Tahukah Anda bahwa banyak bagian-bagian dari tubuh kita yang ternyata menyimpan fakta menakjubkan. Apa saja? Berikut ini ada beberapa yang saya kutipkan dari majalah Tempo, 20 Januari 2013.

Sumber: Google
Otak, bisa menyimpan 2,5 petabita informasi, setara dengan 2,5 juta megabita. Ini cukup untuk menyimpan data digital tiga juta jam siaran televisi! Dan 80% isi otak adalah air.

Paru-paru, memiliki lebih dari 300.000 pembuluh kapiler. Jika dihubungkan bisa membentuk tali sepanjang 2.400 km!

Ginjal, memiliki sekitar satu juta filter untuk menyaring rata-rata 1,3 liter darah per menit dan hingga 1,4 liter air seni per hari.

Mata, bergerak 100.000 kali sehari untuk membuatnya melihat lebih jelas. Ini setara dengan berjalan 80 km per hari untuk otot kaki.

Sehelai rambut, kuat menahan beban hingga 100 gr.

Ludah, yang diproduksi setiap orang semasa hidup bisa mengisi penuh dua kolam renang ukuran standar!

Tulang, empat kali lebih kuat dari beton. Satu inci kubik tulang, kira-kira sebesar kotak korek api, kuat menahan beban hingga 9 ton!

Panas tubuh, yang dikeluarkan dalam 30 menit cukup untuk mendidihkan ½ galon air (1,9 ltr).

Setiap hari tubuh memproduksi lebih dari 300 miliar sel baru untuk mengganti sel-sel yang mati.

Sumber: Google
Hidung, bisa mengingat 50.000 bau. Tatkala bersin, kita menyemburkan udara dengan kecepatan fantastis, lebih dari 160 km/jam! Ini alasan yang baik untuk menutup mulut ketika bersin.

Sekitar 500.000 kelenjar keringat ada di telapak kaki. Tiap hari bisa menghasilkan hingga satu gelas besar keringat.

Pembuluh darah pada manusia, jika dihubungkan, panjang seluruhnya mencapai 96.000 km. Cukup untuk melingkari bumi lebih dari dua kali.

Kulup (foreskin) seukuran perangko milik bayi yang disunat bisa tumbuh hingga seluas 3 kali lapangan basket hanya dalam 21 hari. Kulit ini biasa dikembangkan di laboratorium untuk membantu pasien luka bakar.


Subhanallah!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Wednesday, January 16, 2013

Tuesday, January 15, 2013

ujungkelingking - Belum habis keterkejutan publik atas apa yang di"kicaukan" Farhat Abbas di twitternya tentang Ahok, dalam minggu yang sama calon Hakim Agung Daming Sunusi menuai kecaman rakyat Indonesia atas jokenya(?) yang mengatakan bahwa korban pemerkosaan dan pelakunya sama-sama menikmati hal itu.

Atas ketidak-mampuan menjaga mulut itu, Farhat terancam dipolisikan sedangkan Daming dicoret dari daftar hakim agung. Kedua kasus ini hanyalah sedikit contoh tentang "bablasnya" kebebasan berpendapat di Indonesia.

Berpendapat, tentu sah-sah saja. Bahkan hal tersebut dijamin oleh negara melalui undang-undangnya. Namun sebagai sebuah negara yang majemuk, kebebasan kita bukannya tanpa batas. Ada hak-hak orang lain yang bila dilanggar akan mencederai kehidupan berbangsa kita.

Jika digeser ke ranah agama, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa salaam telah memberikan rambu-rambu agar kebebasan berpendapat kita tidak sampai melukai orang lain. Misalnya saja, "Qul khairaan au liyasmut", berkatalah yang baik-atau diam.

Ada 2 keuntungan dari pandainya kita menjaga ucapan:
  1. Menghindarkan kita dari melukai hati orang-orang di sekeliling kita, atau dari urusan yang lebih berat lagi.
  2. Menjaga diri dari terbongkarnya aib kita. Sebab kalau tidak salah, Ali karramallahu wajhahu pernah berujar bahwa ada satu hal yang bila dilakukan oleh anak Adam maka seluruh aibnya akan tertutupi. Ketika beliau ditanya apakah itu, beliau menjawab, menjaga lidah.

Dari sini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa apa yang hendak kita ucapkan haruslah dipikir terlebih dahulu untung-ruginya, manfaat-mudharatnya, penting-tidaknya. Jangan sampai ketika kita sudah berucap baru menyadari kesalahan kita. Bukankah ucapan itu bersifat irrevocable atau tidak dapat ditarik kembali? Mungkin kita bisa berdalih bahwa kita bisa meminta maaf nantinya, tapi bagaimanapun juga permintaan maaf tidak serta-merta bisa menghapus ingatan seseorang tentang kata-kata tersebut. Apalagi jika kata-kata tersebut dipajang di sosmed? Apalagi jika yang menulis adalah orang ternama yang notabene pembaca statusnya tercecer hampir di seluruh negri?

Maka istilah 'mulutmu adalah harimaumu', 'statusmu adalah pedangmu' agaknya menjadi urgen untuk kita terapkan dewasa ini, disaat banyak orang yang atas nama kebebasan berbicara dan berpendapat menyebabkan mereka berkata-kata tanpa diiringi pemikiran dan tanggung jawab.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Tuesday, January 15, 2013

Friday, January 11, 2013

ujungkelingking - Khutbah Jum'at siang ini menarik sekali. Dibuka dengan sebuah hadits yang menyatakan bahwa 'ucapan alhamdulillah itu memenuhi mizan'. Artinya adalah nilai (pahala) ucapan ini akan menjadikan berat timbangan amal kita.

'Alhamdulillah', biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai 'segala puji hanyalah milik Allah'. Namun, sebelum lebih jauh penjelasan tentang ini, kita perlu melihat bahwa kalimat ini diawali dengan huruf "al" ( ال ). Dalam bahasa Arab, ada 3 macam huruf "al";

Pertama, disebut dengan "al" ma'rifat. Di dalam bahasa Inggris maknanya sama dengan 'the', yaitu untuk membatasi atau menunjuk tertentu. Misalnya, "madrasatu" berarti "sekolahan". Jika ditambah "al" menjadi "al-madrasatu" maka maknanya adalah "sekolahan itu" atau "sekolahan tersebut". Kita lewati saja pembahasan tentang "al" yang pertama ini.

Kedua, "al" kaamilah (sempurna). Contohnya adalah pada kata "ar-rahman". Kata ini merupakan bentuk superlatif dari "rahima", sehingga dapat diartikan sebagai "paling penyayang". Namun dengan adanya tambahan "al", maka sifat "paling penyayang" yang dimiliki Allah adalah sempurna sekali. Bahasa Indonesia memadankannya dengan kata "maha". Sehingga kita mengartikannya "maha penyayang".
Karena itu, Anda yang sedang ber-status "maha"siswa tak sepantasnya -dan sungguh amat memalukan- bila apa yang Anda lakukan jauh dari nilai-nilai yang tercakup dalam nama tersebut. Yang saya maksudkan di sini adalah tentang tawuran, narkoba, atau pun pergaulan bebas. (Oke, ini sedikit menyimpang, namun bukan ini yang hendak kita bahas)

Ketiga -dan ini yang paling penting- disebut "al" nakirah (umum; semua; segala). Karena itu dalam lafadz alhamdulillah terpakai arti "segala" puji atau "semua" pujian hanyalah milik Allah subhanahu wa ta'alaa.

Contoh yang paling dekat dari penggunaan "al" ini adalah dalam kata "assalamu alaikum". Karenanya kita mengartikannya "segala keselamatan (selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat dunia, selamat akhirat; semuanya) semoga tetap atasmu". Karena itu, kita yang diberi salam, wajib membalasnya dengan mencantumkan "al"-nya kembali. Jadi seharusnya kita menjawab bukan wa alaikum salam, akan tetapi wa alaikum as-salam atau wa alaikumussalam

Timbul satu pertanyaan, pada lafadz alhamdulillah memangnya ada berapa macam pujian sehingga kita harus mengartikannya "segala" atau "semua" pujian?

Dilihat dari "alur"nya, pujian itu ada 4 macam.

1. Pujian Allah terhadap dzat-Nya sendiri


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ  الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambanya..." (Al-Israa: 1)

2. Pujian Allah kepada makhluk

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (Al-Qalam: 4)
Allah memuji akhlak Rasulullah. Meskipun Allah memuji makhluk, namun secara hakikat sebenarnya Allah memuji diri-Nya sendiri. Bukankah Dia sendiri yang menciptakan makhluk tersebut?

3. Pujian makhluk kepada Allah

4. Pujian makhluk kepada makhluk

Yang perlu digarisbawahi adalah pujian kita terhadap makhluk pada hakikatnya adalah pujian kita terhadap Allah. Pujian kita terhadap bunga yang cantik, alam yang indah, sosok yang berwibawa sebenarnya adalah pujian kita terhadap Allah, karena Allah-lah yang menciptakan dan menjadikannya seperti itu.

***

Nah, poin yang terakhir inilah yang menjadi inti dari tulisan ini. Dari poin ini kita bisa mengambil 2 kesimpulan:

  • Kesimpulan pertama, jika memuji makhluk adalah sama dengan memuji Allah, maka ketika seseorang sedang memuji kita, maka hakikatnya dia sedang memuji Allah.

"Wah, gila! Anda hebat, analisis Anda akurat sekali, Bung!"
"Ulasan Anda sungguh bernas dan tajam!"

Dia sedang memuji Anda? Jangan dulu ge-er, dia secara hakikat sedang memuji Allah, pencipta kita.
Ada satu pertanyaan, jika seandainya Allah membuka aib kita di hadapan semua makhluk, apakah akan ada yang memuji kita? Tidak, tidak akan ada!

Karena itu bisa dikatakan bahwa ketika seseorang memuji kita, maka itu sebenarnya dia sedang memuji "tutup" yang Allah berikan atas aib-aib kita.

Kalau saya tidak salah ingat, Imam Ibnu Taimiyyah pernah menangis ketika ada seseorang memuji beliau. Beliau mengatakan, "Jangan kalian memuji saya, sebab seandainya kalian tahu aib-aib saya niscaya kalian akan melemparkan pasir ke wajah saya".


  • Kesimpulan kedua, jika memuji makhluk adalah sama dengan memuji Allah, maka menghina makhluk hakikatnya adalah kita sedang menghina Allah.

Seorang Emha Ainun Najib pernah menganalogikan begini, seseorang melihat sebuah lukisan dan dia tidak senang dengan lukisan tersebut. Lalu ia pun mencoret-coret lukisan tersebut. Lukisan tersebut pasti tidak akan membalas dan hanya diam. Lalu siapa yang marah?

Ya, sang pemilik lukisan!

Sama ketika kita menghina seseorang. Sering bukan ketika sedang terjebak macet di jalan raya, kita memaki-maki orang yang di depan kita yang tak juga kunjung bergerak? Lalu kita tekan klakson berkali-kali sambil bergumam sendiri, "Dasar goblok!". Orang tersebut mungkin tidak mendengarnya, sehingga dia diam dan tidak membalas apa-apa. Sadarkah Anda, Anda sedang membuat 'pemilik orang tersebut' marah! Bisa saja Allah langsung menumpahkan kemarahannya kepada Anda. Bukankah, menghina dan mencaci orang lain adalah cara termudah untuk mencelakakan diri sendiri?!


وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat dan pencela." (Al-Humazah: 1)

nb. Dari sebuah khutbah Jum'at, ditulis sebagai pengingat diri sendiri.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Friday, January 11, 2013

Thursday, January 10, 2013

ujungkelingking - Kalau Anda ingin mengikuti sebuah blog, maka Anda bisa meng-klik gambar "Join this site" yang biasanya ada di bagian bawah blog atau di sebelah kanan-atas sebuah blog. Dengan mengikuti sebuah blog maka setiap kali blog tersebut memosting artikel baru, Anda sebagai follower akan menerima artikel tersebut pada dashboard Anda.

Namun, ada kalanya -karena sesuatu hal- kita ingin berhenti mengikuti blog tersebut. Maka cara yang bisa Anda tempuh adalah,

Masuk ke menu 'Manage Reading List'.



Pilih Setting pada nama blog yang kita ingin berhenti mengikuti.



Pilih 'Stop following this site'.


Klik 'Stop Following'.



Selesai.
Semoga bermanfaat!

Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 10, 2013
ujungkelingking - Postingan kita yang ada pada blog biasanya dibedakan dengan label. Bila kemudian kita ingin mengubah label tersebut padahal postingan kita sudah sangat banyak, tentu akan sangat merepotkan jika kita harus mengubahnya satu demi satu.

Nah, ada beberapa langkah mudah yang harus dilakukan ketika kita ingin mengubah nama label postingan kita.

1. Ubah salah satu label

Dalam contoh, saya ingin mengubah label "TIPS-OFFICE" menjadi "TIPS ONLY". Maka saya edit label dari salah satu postingan saya. Cara ini dilakukan agar blog kita "mengenali" label baru tersebut.

 

2. Lakukan sortir pada label yang akan diubah

Dari Dashboard, pilih Post, lalu pilih label Tips-Office.
Beri tanda centang semua label Tips-Office, kemudian pilih New Label dan masukkan nama label baru. Disini saya mengetik nama label "Tips Only", karena nama label baru ini harus sudah dikenali blog (lihat langkah no. 1).
Lebih mudahnya, perhatikan gambar.



3. Buang nama label lama

Ketika sudah dilakukan langkah no. 2, maka nama label baru kita akan langsung muncul disamping nama label lama. Buka tanda filter (yang dilingkari pada gambar di bawah), lalu klik nama label lama, dan otomatis nama label lama akan ter-remove dari list.



Mudah-mudahan tips sederhana ini ada manfaatnya!
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 10, 2013

Monday, January 7, 2013

ujungkelingking - Tulisan-tulisan atau artikel yang kita temui pada blog-blog atau media-media massa kita pada dasarnya hanya terbagi dalam 2 kategori saja. Yaitu dia bersifat opini; atau reportase.

Jika artikel tersebut dibuat dalam kerangka opini, maka tentu tak perlu terlalu dipersoalkan 'sumber opini'nya. Lha wong ini cuma opini saja, kok! Bersifat subyektif memang, karena itu tak terlalu dipersoalkan meski seorang penulis yang baik tentu tak akan segan menjabarkan dasar dari opininya tersebut.

Namun lain bila kita menulis postingan berbentuk reportase.

Menulis sebuah tulisan reportase menuntut adanya sumber yang jelas, validitasnya dipercaya sehingga dapat dipertanggung-jawabkan.

Nah, 'sumber yang jelas' ini kemudian menjadi dipertanyakan keberadaannya ketika si penulis tidak mau menampilkannya. Alasan seorang penulis reportase tidak mau menampilkan sumbernya bisa disederhanakan menjadi 2 saja. Yaitu, 'sumber' itu tidak benar-benar ada; atau penulis mencoba bertindak seperti seorang ilusionis atau pesulap yang sebenarnya memiliki trik bagus namun tidak mungkin disebarkan secara umum.

Bila sebuah reportase tidak memiliki sumber yang valid, artikel tersebut menjadi lemah. Dampak yang lebih besar barangkali adalah pembaca akan mencoba mencari sendiri sumber yang dimaksud. Iya, kalau sumber yang ditemukan pembaca sama dengan sumber yang dimaksud penulis, bila tidak? Alih-alih menjadi penguat tulisan, sumber yang berbeda ada kalanya mengambil sudut yang berbeda pula. Jadi bisa saja sumber yang ditemukan pembaca berbeda dan menjelaskan hal yang bertentangan. Kalau sudah begini tentu si penulis juga dirugikan karena selain kebenaran artikelnya dipertanyakan, juga kredibilitas penulisnya diragukan.

Hm?

nb. tulisan ini 'opini' loh! 
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Monday, January 07, 2013

Saturday, January 5, 2013

ujungkelingking - Seorang kawan di lingkaran Google+ mengingatkan saya akan sebuah quisioner yang cukup menarik. Dia meminta untuk melanjutkan kata-katanya berikut ini:
  1. Allah menjadikan TERTAWA dan ...
  2. Allah itu MEMATIKAN dan ...
  3. Allah menciptakan LAKI-LAKI dan ...
  4. Allah memberikan KEKAYAAN dan ...
Sekedar asumsi saja, mayoritas dari kita akan menjawab sebagai berikut:
  1. MENANGIS
  2. MENGHIDUPKAN
  3. PEREMPUAN
  4. KEMISKINAN
***

Oke, untuk membuktikan apakah jawaban kita itu benar 100% atau tidak, kita bisa melihat kunci jawaban-nya di Al-Qur'an, tepatnya pada Surah An-Najm ayat 43, 44, 45 dan 48.

Apakah benar Allah menjadikan 'tertawa' dan 'menangis'?
Jawab:

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَى
"Dan bahwasannya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis," (53:43)

Apakah benar Allah itu 'mematikan' dan 'menghidupkan'?
Jawab:

وَأَنَّهُ هُوَ أَمَاتَ وَأَحْيَا
 "Dan bahwasannya Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan," (53:43)

Apakah benar Allah menciptakan 'laki-laki' dan 'perempuan'?
Jawab:

وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى
"Dan bahwasannya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan," (53:44) 

Apakah benar Allah memberikan 'kekayaan' dan 'kemiskinan'?
Jawab:

وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى
"Dan bahwasannya Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan," (53:48)

Ternyata,
jawaban kita benar hanya sampai pada poin ketiga.

Ternyata,
Allah tidak pernah memberikan kepada manusia 'kemiskinan'. Sebab ternyata manusia sendiri-lah yang menciptakan 'kemiskinan' untuk dirinya sendiri.

Saat seorang menusia tak pernah mensyukuri apa yang dipunyai, dan terus iri lagi ambisi untuk mendapatkan apa yang tidak dimiliki, maka pada saat itu dia sesungguhnya telah menjadi orang 'miskin'.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Saturday, January 05, 2013

Thursday, January 3, 2013

ujungkelingking - Setelah tiga seri postingan ini saya tulis, :lol:
maka sebagai klimaksnya akan saya tulis juga "hasil akhir" perjuangan saya selama ini.

Sekitar pertengahan Oktober kemarin (saya lupa kapan persisnya), Akte Lahir anak kami pun jadilah. Tanpa salah cetak dan salah tulis lagi. Sudah sampai tingkat aman pertama, sorak hati saya.

Perbedaan wilayah -yang juga berbeda aturannnya- membuat kami memang cukup kesulitan mengurus surat-surat semacam ini. Misalnya saja, aturan di Sidoarjo, kami harus membuat Kartu Keluarga yang baru terlebih dahulu (yang sudah berisi data anak kedua kami), setelah itu barulah dari KK tersebut diterbitkan Akte Lahir anak kedua kami. Sedang untuk di Surabaya, kami harus membuat Akte Lahir dahulu, baru nanti akan terbit Kartu Keluarga. Dan kami yang tinggal di Sidoarjo namun masih menggunakan KK Surabaya cukup direpotkan dengan hal ini.

Karena itulah dengan terbitnya Akte Lahir ini sungguh membuat saya girang bukan kepalang. Itu berarti tinggal satu langkah lagi dan segalanya beres!

***

Beberapa hari setelah saya menerima akte tersebut -awal Nopember- saya segera pergi ke Kantor Kecamatan. Saat itu saya hanya membawa copy akte tersebut yang sudah terlegalisir dan Kartu Keluarga asli serta sebuah map sebagai tempatnya. Yang terakhir ini memang ketentuan dari Kecamatan untuk memudahkan pendistribusian ke Kantor Dispenduk nantinya.

Petugas sempat menanyakan data rekam (maksudnya, yang saya dapat dari Kantor kelurahan), dan itu harus dilampirkan juga. Namun setelah saya jelaskan bahwa data yang dimaksud tersebut ada di Kantor Dispenduk Sidoarjo -karena kelahiran terjadi di Sidoarjo- petugas tersebut pun memaklumi.

Selanjutnya saya diberi tanda terima yang menyatakan bahwa Kartu Keluarga yang baru bisa diambil satu bulan kemudian (30 hari kerja).

Dan, Desember kemarin KK tersebut sudah bisa saya laminating dan saya "koleksi" di lemari kami. Selesai.

Alhamdulillah.
Written by: Pri Enamsatutujuh
UJUNGKELINGKING, at Thursday, January 03, 2013

Popular Posts

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!